KETERBATASAN PEMBELAJARAN IPS DI
SEKOLAH DASAR
Untuk
Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS Sekolah Dasar
PEDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) di Sekolah Dasar(SD)
berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa
tentang masyarakat, bangsa, dan negara indonesia (Depdiknas 2004:12). Sekolah
Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar yang dalam proses
pembelajarannya harus lebih diarahkan pada pengembangan kemampuan dasar seperti
keterampilan berpikir dan pemahaman konsep sebagai dasar untuk jenjang
pendidikan selanjutnya. Namun, saat ini banyak sekolah yang kurang
memperhatikan pengembangan kemampuan dasar seperti keterampilan berpikir dan
pemahaman konsep kepada siswanya.
Guru lebih sering
menggunakan metode pembelajaran yang sama dan berulang-ulang.
Pembelajaran hanya berlangsung satu arah, yaitu guru lebih mendominasi siswa
dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menjadikan siswa tidak antusias dan
cenderung apatis dalam memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru.
Akhirnya, sumber belajar dan media pembelajaranpun menjadi tidak maksimal dalam
menjelaskan materi pembelajaran terutama
ilmu pengetahuan sosial.
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS SD diperlukan
persiapan yang matang oleh guru. Mulai dari perencanaan tujuan pembelajaran
sampai pada persiapan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut. Alasan yang sering dikeluhkan oleh
guru adalah kurangnya atau keterbatasannya fasilitas sekolah dalam mendukung
proses pembelajaran IPS. Jika guru mau berpikir kreatif, tentu hal ini tidak
menjadi masalah yang besar. Karena banyak media pembelajaran yang dapat
diperoleh dengan mudah.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis
tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Keterbatasan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”.
B. Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka
rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Apa Saja Keterbatasan Pembelajaran IPS
Di SD Dan Bagaimana Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran Tersebut?”.
C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1. Untuk
Mendeskripsikan Keterbatasan
Pembelajaran IPS di SD
2. Untuk
Mendeskripsikan Bagaimana Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran IPS
D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan
makalah ini antara lain :
1. Bagi
guru, diharapkan dapat memberikan informasi dan sekaligus dapat dijadikan
sebagai bahan masukan dalam melaksanakan pembelajaran IPS;
2. Bagi
siswa, diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi saat proses
pembelajaran berlangsung;
3. Bagi
lembaga(sekolah), diharapkan dapat meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan oleh
guru dan siswa seoptimal mungkin:
4. Bagi
penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap
keterbatasan pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dan cara
mengatasi hal tersebut;
5. Bagi
masyarakat, diharapkan dapat menjadi sumber bahan pemikiran dalam pelaksanaan
pembelajaran di sekolah dasar.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keterbatasan
Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a) Pengertian
Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar
merupakan pengalaman kegiatan yang dialami, ditelusuri, dan diperoleh siswa
dalam proses pembelajaran, sehingga muncul perubahan dalam diri siswa. Dengan
belajar siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan cara
mengolah bahan belajar. Higard dan Marquis dalam Syaiful sagala(2006:13) menyatakan bahwa
belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui
latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan seseorang atau
sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan
pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Unsur utama pembelajaran adalah seorang siswa bukan guru.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang
saling terkait dalam proses belajar mengajar dan efektivitasnya dapat tercapai
dengan memanfaatkan sumber pembelajaran.
Sumber pembelajaran IPS dapat menggunakan buku sumber(buku teks, majalah atau
koran), media dan alat pengajaran, situasi dan kondisi kelas serta lingkungan.
b) Ilmu
Pengetahuan Sosial(IPS)
IPS
merupakan suatu program pendidikan dan bukan subdisiplin ilmu tersendiri,
sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin
ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan(Sumantri. 2001:89).
Social Scence Education Council (SSEC) dan NationalCouncil for Social
Studies(NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social
Studies”.
Menurut
KBBI(online) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia, ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau
paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi.
Perpaduan ini dimungkinkan karena mata pelajaran ini memiliki objek material
yang sama yaitu manusia. Manusia yang berperan aktif
dalam semua ilmu sosial. Seperti ilmu sejarah mempelajari manusia yang hidup
pada masa lampau, ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan
hidupnya, begitupun ilmu-ilmu sosial lain yang menjadikan manusia sebagai objeknya.
Menurut
Supardi dalam Asarina(2011:187-189) menjelaskan karakteristik mata pelajaran
IPS harus memperhatikan hal-hal : 1) IPS harus disesuaikan dengan usia,
kematangan dan kebutuhan siswa; 2) selalu berhubungan dengan hal-hal yang nyata
dalam kehidupan siswa; 3) berdasarkan pengetahuan kekinian/konstektual yang
dapat mewakili pengamalan, budaya, kepercayaan, dan norma hidup manusia; 4)
dapat membantu siswa mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan
kelompok besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; 5) bersifat multiple
resource, yakni menggunakan/memanfaatkan berbagai macam sumber dan menerapkan
berbagai metode; 6) mengangkat kasus, isu, masalah-masalah sosial dalam rangka
mendalami konsep materi IPS; 7) mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan
kegiatan inkuiri, sehingga pembelajran tidak terlalu kaku dan siswa mampu
berpartisipasi aktif.
Pola
pembelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik.
Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menjejali peserta didik
dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan, melainkan terletak pada upaya
agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam
memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan masyarakat lingkungannya.
c) Keterbatasan
Pembelajaran IPS
Dalam pembelajaran IPS harus menggunkan sumber
relevan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media
pembelajaran siswa akan memahami materi yang disampaikan. Akan tetapi,
pelaksanaan pembelajaran inipun masih mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan
itu diantaranya :
1. Aspek
Tenaga Pendidik atau Guru
Guru harus berwawasan
luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa
percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Kaitannya
dengan materi Ilmu Pengetahuan Sosial, guru dituntut untuk terus menggali
informasi ilmu pengetahuan sosial yang berkaitan dengan materi yang akan
diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaaan bahan ajar tidak terfokus
pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran IPS di
SD akan sulit terwujud. Misalnya : Pada pertemuan di SD kelas IV akan membahas
“Persebaran sumber daya alam di lingkungan setempat”, maka guru harus mencari sumber
materi lainnya seperti buku bacaan di perpustakaan atau lainnya agar tidak
terfokus pada bidang kajian tertentu
2. Aspek
Peserta Didik
Pembelajaran terpadu
menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam
kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Dalam pembelajaran IPS, pelaksanaan
pembelajarannya menekankan pada kemampuan analitik(mengurai), kemampuan
asosiatif(menghubungkan), kemampuan eksplorasif dan elaboratif(menemukan dan
menggali). Serta tidak kesiapan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran IPS. Bila
kondisi ini tidak dimiliki siswa maka pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah
Dasar ini akan sulit dilaksanakan. Misalnya : Siswa mampu menangkap materi yang
disampaikan dan kemudian menentukan caranya sendiri agar materi tersebut tidak
mudah lupa. Jika siswa memiliki tingkat intelegensi yang rendah maka dalam
pembelajaran IPS tentu akan terhambat.
3. Aspek
sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran terpadu
memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi,
termasuk penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK). Semua ini akan
menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan baik untuk siswa
maupun guru. Sarana-saran yang menunjang materipun terkadang tidak terpenuhi
oleh sekolah, Bila sarana ini tidak terpenuhi, maka penerapan pembelajaran juga
akan terhambat. Misalnya : Sekolah menyediakan komputer di laboratorium
komputer agar siswa dapat mengeksplor lebih jauh materi yang dibahas. Kemudian
saat mempelajari materi tentang dunia setidaknya ada sarana penunjang materi
seperti globe atau peta yang tersedia di kelas.
4. Aspek
kurikulum
Kurikulum harus luwes,
berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik bukan pada
pencapaian target penyampaian materi saja. Guru perlu diberikan kewenangan
dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta
didik. Pemetaan Standart Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar(KD) yang masih
terbuat terpisah sehingga guru kurang memahami materi pembelajaran IPS.
5. Aspek
penilaian
Pembelajaran terpadu
membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh(komprehensif), yaitu menetapkan
keberhasilan belajar peserta didik dari bidang kajian IPS terkait yang
dipadukan. Selain itu, guru juga dituntut untuk berkordinasi dengan guru lain
apabila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda. Guru juga memerlukan
tahap evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menuntut diadakannya evaluasi tidak
hanya pada produk, tetapi juga pada proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran
tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses tetapi juga dampak
pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
6. Suasana
pembelajaran
Pemebelajaran IPS
cenderung pelajaran yang membosankan bagi siswa karena siswa berpikir materi
IPS berkaitan dengan sejarah yang membuat bosan dan mengantuk. Dengan demikian,
guru dituntut untuk mengajarkan materi ips sesuai dengan pemahaman, selera, dan
latar belakang pendidikan guru itu sendiri agar tidak membosankan.
B. Cara
Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran IPS
Begitu
banyak keterbatasan dari pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Namun,
semua keterbatasan tersebut dapat diatasi jika ada kemauan keras dari guru,
siswa dan lembaga(sekolah) untuk mencari solusinya dengan berbagai cara. Jika
guru membatasi diri, pembelajaran IPS tidak akan berjalan dengan optimal.
Berikut beberapa cara untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran IPS antara lain
:
1. Terkait
dengan penyelenggaraan
a. Guru
rutin mendekati siswa dan memahami karakter satu per satu sehingga guru akan
mengetahui kecenderungan atau bakat siswa maupun sifat anak sehingga nantinya
akan mudah bagi guru untuk mengarahkan anak sesuai potensinya.
b. Jika
sarana dan prasarana belum seiring dengan inovasi pembelajaran, tentunya guru
harus segera melengkapinya dengan menggunakan dana yang ada yaitu BOS. Bos
diupayakan seoptimal mungkin untuk kemajuan pendidikan. Jika BOS tidak
mencukupi, guru dapat mengadakan pertemuan dengan wali murid untuk mencari
solusinya.
c. Mengubah
kebiasaan kultural yang sudah berakar. Para pejabat seharusnya membuat regulasi
yang mendukung inovasi pembelajaran, mendukung kebebasan guru untuk berkreasi,
berinovasi demi kemajuan anak bangsa.
2. Keterbatasan
konteks pelaksanaan
a. Mengetahui
evaluasi dalm pembelajaran IPS sangat beragam, guru harusnya mempersiapkan
teknik evaluasi dengan matang. Tentunya agar sumber daya manusia yang progresif
maju ke depan dapat terwujud. Guru harus terus menambah ilmu, wawasan, dan
keterampilan mereka terutama yang berkaitan dengan keterampilan mengajar.
b. Meningkatkan
kesadaran bagi tiap-tiap guru untuk mengubah pola pembelajaran yang semula
start mata pelajaran ke start tema. Kesadaran memang datang dari hati. Namun,
banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertinggi rasa kesadaran itu.
Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan seminar, sosialisasi, KKG
yang membahas pembelajaran IPS. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan kesadaran
guru akan pentingnya pembelajaran IPS akan meningkat dan berjalan dengan
optimal.
c.
Guru mulai berlatih untuk membuat perangkat
pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan cara mencoba membuat beberapa topik
atau tema pembelajaran untuk diaplikasikan dalam pembelajaran IPS.
d.
Guru hendaknya mengajarkan IPS dengan membuat SK dan
KD yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e.
Memberikan minat kepada peserta didik terhadap mata
pelajaran IPS dengan menggunakan metode yang menyenangkan.
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya
untuk membelajarkan seseorang atau
sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan
pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah
direncanakan. Pembelajaran suatu kegiatan yang terencana untuk mengkondisikan
seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran IPS harus menggunkan sumber
relevan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media
pembelajaran siswa akan memahami materi yang disampaikan. Akan tetapi,
pelaksanaan pembelajaran inipun masih mengandung keterbatasan-keterbatasan.
Keterbatasan-keterbatasan itu diantaranya dalam aspek guru, peserta didik,
sarana dan sumber pembelajaran, kurikulum, penilaian dan pembelajaran. Hal ini
dapat diatasi oleh guru, lembaga(sekolah), dan siswanya sendiri dengan tepat
dan menyadari akan keterbatasan tersebut sehingga pihak-pihak yang terkait
dapat lebih tanggap dalam mengatasi keterbatasan tersebut.
B. Kritik
dan Saran
Dalam
makalah ini penulis menyarankan agar para pembaca terutama guru untuk lebih
bisa memahami keterbatasan pembelajran IPS di Sekolah dasar serta guru dapat
menerapkan cara mengatasi keterbatasan tersebut dengan efektif dan efisien sehingga
anak tidak merasa bosan dengan materi IPS
yang dibicarakan serta dapat meningkatkan pemaham atau pengetahuan
mengenai IPS lebih mendalam. Selain itu, penulis juga mengaharapkan kritik dan
saran dari berbagai pihak yang membangun agar penulisan makalah ini menjadi
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Departemen
Pendidikan Nasional.2004.Fungsi Ilmu
Pengetahuan sosial.Jakarta
KBBI(Online).2016.Ilmu Pengetahuan Sosial.Badan Pengembangan dan
Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ilmu%20pengetahuan%20sosial
Diakses pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 Pukul 12.00 WIB)
Asarina, Rizki.2014.Studi Eksplorasi Kendala-Kendala Guru Dalam Pembelajaran Ips Di Smp
Wilayah Kecamatan Moyudan.Ringkasan Skripsi.Yogyakarta
Ifa Fauziah.2015.Artikel Mengatasi
Keterbatasan Pembelajaran Terpadu (Seri PT 04)(http://www.kompasiana.com/ipeh_4happy/mengatasi-keterbatasan-pembelajaran-terpadu-seri-pt-04_550033dfa33311e0725100aa
Diakses pada
hari Kamis, 11 Mei 2017 Pukul 12.25 WIB)
Ismail,
Hasan.2014.Identifikasi Hambatan Guru Pada
Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Di Sd N Wonosari IvGunungkidul.Skripsi.Yogyakarta