Selasa, 11 Desember 2018

Keterbatasan Pembelajaran IPS di SD

KETERBATASAN PEMBELAJARAN IPS DI SEKOLAH DASAR




Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendidikan IPS Sekolah Dasar


BAB I
PEDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS) di Sekolah Dasar(SD) berfungsi untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan keterampilan siswa tentang masyarakat, bangsa, dan negara indonesia (Depdiknas 2004:12). Sekolah Dasar merupakan salah satu jenjang pendidikan dasar yang dalam proses pembelajarannya harus lebih diarahkan pada pengembangan kemampuan dasar seperti keterampilan berpikir dan pemahaman konsep sebagai dasar untuk jenjang pendidikan selanjutnya. Namun, saat ini banyak sekolah yang kurang memperhatikan pengembangan kemampuan dasar seperti keterampilan berpikir dan pemahaman konsep kepada siswanya.
Guru lebih sering  menggunakan metode pembelajaran yang sama dan berulang-ulang. Pembelajaran hanya berlangsung satu arah, yaitu guru lebih mendominasi siswa dalam pelaksanaan pembelajaran. Hal ini menjadikan siswa tidak antusias dan cenderung apatis dalam memperhatikan pelajaran yang disajikan oleh guru. Akhirnya, sumber belajar dan media pembelajaranpun menjadi tidak maksimal dalam menjelaskan  materi pembelajaran terutama ilmu pengetahuan sosial. 
Dalam pelaksanaan pembelajaran IPS SD diperlukan persiapan yang matang oleh guru. Mulai dari perencanaan tujuan pembelajaran sampai pada persiapan media pembelajaran yang sesuai dengan tujuan  tersebut. Alasan yang sering dikeluhkan oleh guru adalah kurangnya atau keterbatasannya fasilitas sekolah dalam mendukung proses pembelajaran IPS. Jika guru mau berpikir kreatif, tentu hal ini tidak menjadi masalah yang besar. Karena banyak media pembelajaran yang dapat diperoleh dengan mudah.
Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk menulis makalah dengan judul “Keterbatasan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar”. 

     B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah “Apa Saja Keterbatasan Pembelajaran IPS Di SD Dan Bagaimana Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran Tersebut?”.

  
      C. Tujuan
Penulisan makalah ini bertujuan :
1.      Untuk Mendeskripsikan  Keterbatasan Pembelajaran IPS di SD
2.      Untuk Mendeskripsikan Bagaimana Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran IPS

      D. Manfaat
Manfaat yang diharapkan dapat diambil dari penulisan makalah ini antara lain :
1.      Bagi guru, diharapkan dapat memberikan informasi dan sekaligus dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam melaksanakan pembelajaran IPS;
2.      Bagi siswa, diharapkan dapat mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi saat proses pembelajaran berlangsung;
3.      Bagi lembaga(sekolah), diharapkan dapat meningkatkan fasilitas yang dibutuhkan oleh guru dan siswa seoptimal mungkin:
4.      Bagi penulis, diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis terhadap keterbatasan pelaksanaan pembelajaran dalam mata pelajaran IPS dan cara mengatasi hal tersebut;
5.      Bagi masyarakat, diharapkan dapat menjadi sumber bahan pemikiran dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah dasar.



BAB II
PEMBAHASAN

    A. Keterbatasan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
a)      Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran berasal dari kata belajar. Belajar merupakan pengalaman kegiatan yang dialami, ditelusuri, dan diperoleh siswa dalam proses pembelajaran, sehingga muncul perubahan dalam diri siswa. Dengan belajar siswa dapat memperoleh pengetahuan dan keterampilan dengan cara mengolah bahan belajar. Higard dan Marquis dalam  Syaiful sagala(2006:13) menyatakan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan, pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau  sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Unsur utama pembelajaran adalah seorang siswa bukan guru.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang saling terkait dalam proses belajar mengajar dan efektivitasnya dapat tercapai dengan memanfaatkan sumber  pembelajaran. Sumber pembelajaran IPS dapat menggunakan buku sumber(buku teks, majalah atau koran), media dan alat pengajaran, situasi dan kondisi kelas serta lingkungan.

b)      Ilmu Pengetahuan Sosial(IPS)
IPS merupakan suatu program pendidikan dan bukan subdisiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomenklatur filsafat ilmu, disiplin ilmu-ilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan(Sumantri. 2001:89). Social Scence Education Council (SSEC) dan NationalCouncil for Social Studies(NCSS), menyebut IPS sebagai “Social Science Education” dan “Social Studies”.
Menurut KBBI(online) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, ilmu pengetahuan sosial adalah ilmu pengetahuan yang merupakan fusi atau paduan sejumlah mata pelajaran sosial seperti sejarah, geografi, ekonomi. Perpaduan ini dimungkinkan karena mata pelajaran ini memiliki objek material yang sama yaitu manusia. Manusia yang berperan aktif dalam semua ilmu sosial. Seperti ilmu sejarah mempelajari manusia yang hidup pada masa lampau, ilmu ekonomi mempelajari bagaimana manusia memenuhi kebutuhan hidupnya, begitupun ilmu-ilmu sosial lain yang menjadikan manusia sebagai objeknya. 
Menurut Supardi dalam Asarina(2011:187-189) menjelaskan karakteristik mata pelajaran IPS harus memperhatikan hal-hal : 1) IPS harus disesuaikan dengan usia, kematangan dan kebutuhan siswa; 2) selalu berhubungan dengan hal-hal yang nyata dalam kehidupan siswa; 3) berdasarkan pengetahuan kekinian/konstektual yang dapat mewakili pengamalan, budaya, kepercayaan, dan norma hidup manusia; 4) dapat membantu siswa mengembangkan pengalaman belajar baik dalam kegiatan kelompok besar, kelompok kecil, maupun secara mandiri; 5) bersifat multiple resource, yakni menggunakan/memanfaatkan berbagai macam sumber dan menerapkan berbagai metode; 6) mengangkat kasus, isu, masalah-masalah sosial dalam rangka mendalami konsep materi IPS; 7) mengembangkan kemampuan berfikir kritis dan kegiatan inkuiri, sehingga pembelajran tidak terlalu kaku dan siswa mampu berpartisipasi aktif.
Pola pembelajaran IPS menekankan pada unsur pendidikan dan pembekalan pada peserta didik. Penekanan pembelajarannya bukan sebatas pada upaya menjejali peserta didik dengan sejumlah konsep yang bersifat hafalan, melainkan terletak pada upaya agar mereka mampu menjadikan apa yang telah dipelajarinya sebagai bekal dalam memahami dan ikut serta dalam menjalani kehidupan masyarakat lingkungannya.


c)      Keterbatasan Pembelajaran IPS
Dalam pembelajaran IPS harus menggunkan sumber relevan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan memahami materi yang disampaikan. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran inipun masih mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan itu diantaranya :
1.      Aspek Tenaga Pendidik atau Guru
Guru harus berwawasan luas, memiliki kreativitas tinggi, keterampilan metodologis yang handal, rasa percaya diri yang tinggi, dan berani mengemas dan mengembangkan materi. Kaitannya dengan materi Ilmu Pengetahuan Sosial, guru dituntut untuk terus menggali informasi ilmu pengetahuan sosial yang berkaitan dengan materi yang akan diajarkan dan banyak membaca buku agar penguasaaan bahan ajar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu saja. Tanpa kondisi ini, maka pembelajaran IPS di SD akan sulit terwujud. Misalnya : Pada pertemuan di SD kelas IV akan membahas “Persebaran sumber daya alam di lingkungan setempat”, maka guru harus mencari sumber materi lainnya seperti buku bacaan di perpustakaan atau lainnya agar tidak terfokus pada bidang kajian tertentu
2.      Aspek Peserta Didik
Pembelajaran terpadu menuntut kemampuan belajar peserta didik yang relatif “baik”, baik dalam kemampuan akademik maupun kreativitasnya. Dalam pembelajaran IPS, pelaksanaan pembelajarannya menekankan pada kemampuan analitik(mengurai), kemampuan asosiatif(menghubungkan), kemampuan eksplorasif dan elaboratif(menemukan dan menggali). Serta tidak kesiapan siswa dalam  mengikuti proses pembelajaran IPS. Bila kondisi ini tidak dimiliki siswa maka pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar ini akan sulit dilaksanakan. Misalnya : Siswa mampu menangkap materi yang disampaikan dan kemudian menentukan caranya sendiri agar materi tersebut tidak mudah lupa. Jika siswa memiliki tingkat intelegensi yang rendah maka dalam pembelajaran IPS tentu akan terhambat.
3.      Aspek sarana dan sumber pembelajaran
Pembelajaran terpadu memerlukan bahan bacaan atau sumber informasi yang cukup banyak dan bervariasi, termasuk penggunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi(IPTEK). Semua ini akan menunjang, memperkaya, dan mempermudah pengembangan wawasan baik untuk siswa maupun guru. Sarana-saran yang menunjang materipun terkadang tidak terpenuhi oleh sekolah, Bila sarana ini tidak terpenuhi, maka penerapan pembelajaran juga akan terhambat. Misalnya : Sekolah menyediakan komputer di laboratorium komputer agar siswa dapat mengeksplor lebih jauh materi yang dibahas. Kemudian saat mempelajari materi tentang dunia setidaknya ada sarana penunjang materi seperti globe atau peta yang tersedia di kelas.
4.      Aspek kurikulum
Kurikulum harus luwes, berorientasi pada pencapaian ketuntasan pemahaman peserta didik bukan pada pencapaian target penyampaian materi saja. Guru perlu diberikan kewenangan dalam mengembangkan materi, metode, penilaian keberhasilan pembelajaran peserta didik. Pemetaan Standart Kompetensi(SK) dan Kompetensi Dasar(KD) yang masih terbuat terpisah sehingga guru kurang memahami materi pembelajaran IPS.
5.      Aspek penilaian
Pembelajaran terpadu membutuhkan cara penilaian yang menyeluruh(komprehensif), yaitu menetapkan keberhasilan belajar peserta didik dari bidang kajian IPS terkait yang dipadukan. Selain itu, guru juga dituntut untuk berkordinasi dengan guru lain apabila materi pelajaran berasal dari guru yang berbeda. Guru juga memerlukan tahap evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran menuntut diadakannya evaluasi tidak hanya pada produk, tetapi juga pada proses pembelajaran. Evaluasi pembelajaran tidak hanya berorientasi pada dampak instruksional dari proses tetapi juga dampak pengiring dari proses pembelajaran tersebut.
6.      Suasana pembelajaran
Pemebelajaran IPS cenderung pelajaran yang membosankan bagi siswa karena siswa berpikir materi IPS berkaitan dengan sejarah yang membuat bosan dan mengantuk. Dengan demikian, guru dituntut untuk mengajarkan materi ips sesuai dengan pemahaman, selera, dan latar belakang pendidikan guru itu sendiri agar tidak membosankan.

 
     B. Cara Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran IPS
Begitu banyak keterbatasan dari pelaksanaan pembelajaran IPS di Sekolah Dasar. Namun, semua keterbatasan tersebut dapat diatasi jika ada kemauan keras dari guru, siswa dan lembaga(sekolah) untuk mencari solusinya dengan berbagai cara. Jika guru membatasi diri, pembelajaran IPS tidak akan berjalan dengan optimal. Berikut beberapa cara untuk mengatasi keterbatasan pembelajaran IPS antara lain :
1.      Terkait dengan penyelenggaraan
a.       Guru rutin mendekati siswa dan memahami karakter satu per satu sehingga guru akan mengetahui kecenderungan atau bakat siswa maupun sifat anak sehingga nantinya akan mudah bagi guru untuk mengarahkan anak sesuai potensinya.
b.      Jika sarana dan prasarana belum seiring dengan inovasi pembelajaran, tentunya guru harus segera melengkapinya dengan menggunakan dana yang ada yaitu BOS. Bos diupayakan seoptimal mungkin untuk kemajuan pendidikan. Jika BOS tidak mencukupi, guru dapat mengadakan pertemuan dengan wali murid untuk mencari solusinya.
c.       Mengubah kebiasaan kultural yang sudah berakar. Para pejabat seharusnya membuat regulasi yang mendukung inovasi pembelajaran, mendukung kebebasan guru untuk berkreasi, berinovasi demi kemajuan anak bangsa.

2.      Keterbatasan konteks pelaksanaan
a.       Mengetahui evaluasi dalm pembelajaran IPS sangat beragam, guru harusnya mempersiapkan teknik evaluasi dengan matang. Tentunya agar sumber daya manusia yang progresif maju ke depan dapat terwujud. Guru harus terus menambah ilmu, wawasan, dan keterampilan mereka terutama yang berkaitan dengan keterampilan mengajar.
b.      Meningkatkan kesadaran bagi tiap-tiap guru untuk mengubah pola pembelajaran yang semula start mata pelajaran ke start tema. Kesadaran memang datang dari hati. Namun, banyak cara yang dapat dilakukan untuk mempertinggi rasa kesadaran itu. Upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain dengan seminar, sosialisasi, KKG yang membahas pembelajaran IPS. Dengan kegiatan tersebut, diharapkan kesadaran guru akan pentingnya pembelajaran IPS akan meningkat dan berjalan dengan optimal.
c.       Guru mulai berlatih untuk membuat perangkat pembelajaran IPS yang terintegrasi dengan cara mencoba membuat beberapa topik atau tema pembelajaran untuk diaplikasikan dalam pembelajaran IPS.
d.      Guru hendaknya mengajarkan IPS dengan membuat SK dan KD yang sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
e.       Memberikan minat kepada peserta didik terhadap mata pelajaran IPS dengan menggunakan metode yang menyenangkan. 




BAB III
PENUTUP
A.    Simpulan
Secara sederhana istilah pembelajaran adalah upaya untuk membelajarkan seseorang atau  sekelompok orang melalui satu atau lebih strategi, metode, dan pendekatan tertentu ke arah pencapaian tujuan pembelajaran yang telah direncanakan. Pembelajaran suatu kegiatan yang terencana untuk mengkondisikan seseorang atau sekelompok orang agar bisa belajar dengan baik.
Dalam pembelajaran IPS harus menggunkan sumber relevan dan penggunaan media pembelajaran yang tepat. Dengan menggunakan media pembelajaran siswa akan memahami materi yang disampaikan. Akan tetapi, pelaksanaan pembelajaran inipun masih mengandung keterbatasan-keterbatasan. Keterbatasan-keterbatasan itu diantaranya dalam aspek guru, peserta didik, sarana dan sumber pembelajaran, kurikulum, penilaian dan pembelajaran. Hal ini dapat diatasi oleh guru, lembaga(sekolah), dan siswanya sendiri dengan tepat dan menyadari akan keterbatasan tersebut sehingga pihak-pihak yang terkait dapat lebih tanggap dalam mengatasi keterbatasan tersebut.
B.     Kritik dan Saran
Dalam makalah ini penulis menyarankan agar para pembaca terutama guru untuk lebih bisa memahami keterbatasan pembelajran IPS di Sekolah dasar serta guru dapat menerapkan cara mengatasi keterbatasan tersebut dengan efektif dan efisien sehingga anak tidak merasa bosan dengan materi IPS  yang dibicarakan serta dapat meningkatkan pemaham atau pengetahuan mengenai IPS lebih mendalam. Selain itu, penulis juga mengaharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak yang membangun agar penulisan makalah ini menjadi lebih baik lagi.



DAFTAR PUSTAKA
Departemen Pendidikan Nasional.2004.Fungsi Ilmu Pengetahuan sosial.Jakarta
KBBI(Online).2016.Ilmu Pengetahuan Sosial.Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia (https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/ilmu%20pengetahuan%20sosial Diakses pada hari Sabtu, 13 Mei 2017 Pukul 12.00 WIB)
Asarina, Rizki.2014.Studi Eksplorasi Kendala-Kendala Guru Dalam Pembelajaran Ips Di Smp Wilayah Kecamatan Moyudan.Ringkasan Skripsi.Yogyakarta
Ifa Fauziah.2015.Artikel Mengatasi Keterbatasan Pembelajaran Terpadu (Seri PT 04)(http://www.kompasiana.com/ipeh_4happy/mengatasi-keterbatasan-pembelajaran-terpadu-seri-pt-04_550033dfa33311e0725100aa Diakses pada hari Kamis, 11 Mei 2017 Pukul 12.25 WIB)
Ismail, Hasan.2014.Identifikasi Hambatan Guru Pada Pelaksanaan Pembelajaran Tematik Di Sd N Wonosari IvGunungkidul.Skripsi.Yogyakarta